Kamis, 24 Mei 2012

ANEMIA  DALAM  KEHAMILAN

I.DEFINISI
Ø  Wanita hamil dinyatakan anemia bila kadar hemoglobinnya  kurang dari 11 gr %

          Menurut, Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4 , Jakarta EGC , 2005.
Ø  Anemia pada Trimester  I          :  Hb < 11 gr %    dan HT < 37 %
Ø  Anemia pada Trimester  II         :  Hb < 10,5 gr % dan HT < 35 %
Ø  Anemia pada Trimester  III       :  Hb < 10 gr %    dan HT < 33  %
II. PATOFISIOLOGI
            Oleh karena selama kehamilan terjadi  perubahan fisiologis diantaranya Perubahan Hematologis yaitu terjadinya peningkatan volume darah secara nyata dalam kehamilan , yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia . Akan tetapi bertambahnya sel- sel darah tidak sebanding dengan bertambahnya plasma , sehingga terjadi pengenceran darah , pertambahan tersebut sebagai berikut :
Plasma 30 %, sel darah 18 %, dan hemoglobin  19 % . pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita tersebut.
Pertama pengenceran itu meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat selama hamil , karena akibat hidraemi cardiac out put meningkat , dan kerja jantung lebih ringan apabila vikositas darah rendah, sehingga resistensi perifer berkurang menyebabkan tekanan darah tidak  naik.
Kedua pada perdarahan waktu persalinan , banyaknya unsur besi yang  hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.
            Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 38 minggu.Hoo Swit Tjiong menemukan dalam penyelidikan berangkai pada 21 wanita di RS. Ciptomangun kusumo Jakarta , dari kehamilan 8 minggu sampai persalinan dan 40 hari post partum  bahwa kadar Hb, jumlah eritrosit , dan nilai hematokrit , ketiganya turun selama kwehamilan sampai 7 hari post partum. Setelah itu ketiga nilai itu meningkat dan 40 hari postpartum mencapai angka- angka yang kira- kira sama dengan angka-angka diluar kehamilan.

II.FREKUENSI ANEMIA DALAM KEHAMILAN
            Di seluruh dunia frekwensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi , berkisar 10 % dan   20 % . Karena defesinsi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia ,maka dapat dipahami bahwa frekwensi ini lebih tinggi lagi di negeri- negeri yang sedang berkembang., dibanding di negeri yang sudah maju.
Tabel.
Hb. rata- rata dalam kehamilan dan frekuensi anemia dalam kehamilan

Penulis
Trimester 1
Trimester II
Trimester III

Kadar Hb rata-rata
Kadar Hb rata -rata
Kadar Hb rata-rata
Hoo Swie Tjiong ,1962.( Indonesia)
12,3
11,3
10,8

Frek anemia khml
Frek anemia khml
Frek anemia khml.
Njo Tiong Tjiat dan Poorwo Soedarmo, 1957. ( Indonesia )
16,1
32,8
49,9
Hoo Swie Tjiong ,1962 . ( Indoesia )
3,8
13,6
24,8


III. PEMBAGIAN ANEMIA DALAM  KEHAMILAN  
1.      Anemia Defesiensi besi………………………………..62,3 %
Ø  Anemia ini dapat disebabkan oleh kurang masuknya unsur besi dalam makanan , gangguan absorsi , gangguan penggunaan atau terlampau banyak zat besi keluar dari badan seperti pada perdarahan .

2.      Anemia Megaloblastik………………………………...29,0 %
Ø  Anemia ini akibat defesiensi asam folik  ( pteroylgltamic acid ) ,jarang       sekali karena defisiensi vitamin B 12 ( cyanocobalamin )  Di Indonesia hal  ini erat hubungannya dengan dengan defs\esiensi makanan .

3.      Anemia Hipoplastik…………………………………….8,0 %
Ø  Anemia ini pada wanita hamil disebabkan karena sumsum tulang kurang  mampu membuat sel- sel darah baru .
4.      Anemia Hemolitik……………………………………... 0,7 %
Ø  Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah  berlangsung  lebih cepat dari pembuatannya.

IV. PENGARUH ANEMIA DALAM KEHAMILAN
            Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh yang kurang baik bagi ibu baik dalam kehamilan , persalinan maupun nifas dan masa selanjutnya , berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia , seperti :
  1. Abortus
  2. Partus prematurus
  3. Partus lama karena inersia uteri
  4. Perdarahan Post partum karena atonia uteri.
  5. Syok
  6. Infeksi baik intrapartum maupun postpartum
  7. Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr % dapat menyebabkan decompensasi cordis , seperti dilaporkan Lie Injo Luan Eng dkk.
Ø  Hipoksia akibat anemia dapat  menyebabkan syok dan kematian pada ibu walau tidak terjadi perdarahan .

            Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengauh kurang baik, seperti
     1.   Kematian mudigah.
     2.   Kematian perinatal
     3  . Prematuritas.
     4.   Cacat bawaan
     5 .  Cadangan besi kurang
Ø  Jadi anemia dalam kehamilan merupakan  sebab potensial morbiditas serta mortalitas ibu dan anak .
       
VI. PENATALAKSANAAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN .
            Penatalaksanaan disini sebagai seorang bidan  harus melakukan tindakan yang mencakup : Pencegahan , Penemuan , Penanganan dan / Rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Antara lain :
  1. Memeriksa kadar Hb pada semua ibu hamil pada kunjungan pertama  dan minggu ke 28. Bila alat pemeriksaan tidak tersedia periksa konjungtiva dan perkirakan ada/ tidaknya anemia.
  2. Memberikan  tablet zat bezi pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut- turut. , bila Hb kurang dari 11 gr % teruskan pemberian zat bezi.
      Karena jumlah zat besi yang diabsorsi dari diet , bersama dengan yang dimobilisasi            dari cadangan biasanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan oleh           kehamilan ( Hahn dkk, 1951 ) dan hal ini tetap terjadi sekalipun absorpsi zat bezi dari          traktus intestinal meningkat selama kehamilan .
  1. Memberi penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal , tentang perlunya minum tablet zat bezi , makanan yang mengandung zat bezi dan kaya vitamin C , serta menghindari minum teh / kopi atau susu dalam 1 jam sebelum / sesudah  makan .( teh / kopi atau susu mengganggu penyerapan zat bezi ).      Contoh bahan  makanan yang banyak mengandung zat bezi:
ü  Hati, daging , roti atau sereal , roti yang diperkaya sayur-sayuran berdaun ,   sayur- sayuran hijau , kacang polong , buah – buahan .
Contoh bahan makanan yang banyak mengandung Vitamin C :
ü  Jeruk, stroberi, melon,  brokoli, tomat ., lada. Sayur- sayuran berdaun hijau tua.
4.   Apabila prevalensi malaria tinggi , selalu ingatkan ibu hamil untuk berhati – hati agar tidak tertular penyakit malaria , dan berikan tablet klorokuin 10 mg / Kg BB per oral sehari satu kali selama dua hari , dilanjutkan 5 mg/ Kg BB pada hari ke 3 ( klorokuin aman dalam trimester 3 kehamilan )
5.   Bila ditemukan anemia diberikan 2 – 3 tablet zat bezi  per hari.
6.   Rujuk ibu hamil dengan anemia untuk pemeriksaan terhadap  penyaki cacing / parasit atau penyakit lainnya dan sekaligus pengobatannya.
7.   Jika diduga  anemia berat (wajah sangat  pucat , cepat lelah , kuku pucat kebiruan , kelopak mata sangat pucat )  segera rujuk ibu untuk  pemeriksaan dan perawatan selanjutnya .
      Ibu hamil dengan anemia pada trimester 3  perlu diberikan zat besi dan asam folat secara IM.
8.  Rujuk ibu dengan anemia berat dan rencanakan untuk bersalin di RS.
9.  Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4 – 6 bulan setelah melahirkan.
INGAT
Þ    Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk terhadapkehamilan / persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan yang hati- hati , temasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Þ    Jika prevalensi malaria tinggi , tekankan untuk menggunakan kelambu dan memberantas nyamuk.
Þ    Pencegahan anemia pada kehamilan dimulai dengan memberikan makanan bergizi bagi anak perempuan , utamanya remaja putri.
Þ    Pada ibu hamil dengan anemia syok dapat terjadi pada perdarahan yang sedikit sekalipun , karena itu usahakan perdarahan sedikit mungkin dalam persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

   1.                  Dr. Poedji Rochyati , dr.SPOG ( K) , Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Pusat Safe Mother Hood , Surabaya , 2003.
2.                  dr. Wibisono Wijono MPh, Standar Pelayanan Kebidanan, Depkes RI , Jakarta , 2001 .
3.                  Arif Manjour, Kapita Selekta Kedokteran , Edisi ke tiga , Jilid 1 , Media Aesculapius FKUI , 2001 .
4.                  Prof . DR. dr. Sarwono Prawiroharjo ,SPOG , Ilmu Kebidanan , Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2005.
5.                  Bobak , Lowdermik , Jensen , Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4 , Jakarta EGC , 2005.
6.                  F. Gary Cunningham ,Obstetri Williams  edisi 21 , vol 1 , EGC , Jakarta , 2005.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar